Makanan Berjamur Tapi Tidak Bau, Masih Aman Dikonsumsi atau Tidak?

4 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta Melihat makanan berjamur seringkali membuat kita ragu, apalagi jika jamur tersebut tidak mengeluarkan bau busuk. Pertanyaan krusial muncul: makanan berjamur tapi tidak bau, masih aman dikonsumsi atau tidak? Para ahli gizi dan keamanan pangan sepakat bahwa sebagian besar makanan yang menunjukkan tanda-tanda jamur, bahkan tanpa bau menyengat, sebaiknya dibuang.

Hal ini disebabkan oleh potensi bahaya mikotoksin, zat beracun yang tidak selalu terdeteksi oleh indra penciuman kita. Mikotoksin dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, mulai dari keracunan ringan hingga penyakit kronis yang lebih parah. Oleh karena itu, kehati-hatian menjadi kunci utama dalam menghadapi makanan yang sudah terkontaminasi jamur.

Keputusan untuk membuang makanan berjamur ini didasari oleh fakta bahwa akar jamur (hifa) dapat menyebar jauh ke dalam makanan, terutama pada jenis yang bertekstur lembut dan lembap, meskipun bagian yang terlihat hanya sedikit. Berikut ini Liputan6 memberikan ulasan lengkapnya untuk Anda, Senin (1/12/2025).

Bahaya Tersembunyi Mikotoksin pada Makanan Berjamur

Meskipun makanan berjamur tidak mengeluarkan bau, risiko kesehatan tetap mengintai karena adanya mikotoksin. Mikotoksin adalah metabolit sekunder beracun yang diproduksi oleh jamur dan mampu menyebabkan penyakit bahkan kematian pada manusia serta hewan. Zat beracun ini tidak selalu dapat dideteksi melalui bau atau rasa, sehingga seringkali luput dari perhatian.

Penyebaran jamur pada makanan juga seringkali lebih luas dari yang terlihat. Bagian jamur yang tampak di permukaan hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan koloni. Akar jamur, yang dikenal sebagai hifa, dapat menembus dan menyebar jauh ke dalam struktur makanan, terutama pada jenis makanan yang bertekstur lembut dan lembap. Ini berarti, memotong bagian yang berjamur saja mungkin tidak cukup untuk menghilangkan seluruh kontaminasi.

Penelitian menunjukkan bahwa makanan berjamur, meskipun hanya terlihat pada sebagian kecil areanya, tetap berisiko jika dikonsumsi. Mikotoksin ini dapat menyebabkan berbagai efek samping kesehatan yang merugikan pada manusia, termasuk gangguan pencernaan, kerusakan ginjal dan hati, masalah reproduksi, hingga penekanan sistem kekebalan tubuh. Beberapa mikotoksin bahkan bersifat karsinogenik atau genotoksik.

Risiko Kesehatan dan Pengecualian Makanan Tertentu

Mengonsumsi makanan berjamur dapat memicu keracunan makanan dengan gejala seperti sakit perut, diare, pusing, mual, atau muntah. Dalam kasus yang lebih parah, mikotoksin tertentu seperti aflatoksin B1, yang merupakan karsinogen kuat, telah secara langsung dikorelasikan dengan efek kesehatan merugikan seperti kanker hati pada banyak spesies hewan. Oleh karena itu, kewaspadaan tinggi sangat diperlukan.

Namun, ada beberapa pengecualian untuk jenis makanan tertentu yang mungkin masih aman dikonsumsi setelah bagian berjamur dipotong. Makanan dengan tekstur keras atau yang secara alami diproduksi dengan jamur khusus bisa menjadi pengecualian.

Contohnya adalah keju keras seperti parmesan dan grana padano, atau keju yang memang dibuat dengan jamur seperti keju biru. Pada kasus ini, jamur di permukaan dapat dipotong setidaknya 2,5 cm di sekeliling area yang terkontaminasi.

Selain keju, buah dan sayuran keras dengan kadar air rendah dan tekstur padat seperti wortel, paprika, atau kubis juga dapat diselamatkan. Bagian yang berjamur bisa dipotong, dan sisanya masih aman dikonsumsi.

Daging kering dan ham yang diawetkan secara alami juga kadang memiliki jamur putih di permukaannya yang aman untuk dibersihkan dan dikonsumsi. Penting untuk diingat bahwa pengecualian ini hanya berlaku untuk jenis makanan spesifik dengan karakteristik tertentu.

Makanan yang Wajib Dibuang dan Cara Mencegahya

Beberapa jenis makanan harus selalu dibuang jika sudah berjamur, tanpa terkecuali. Makanan bertekstur lunak dan berpori seperti roti, buah-buahan lunak (stroberi, tomat), sayuran lunak, selai, yogurt, daging olahan, dan sisa makanan matang harus segera dibuang. Jamur dapat menyebar dengan cepat dan dalam pada jenis makanan ini. Memanaskan kembali makanan berjamur tidak akan membuatnya aman untuk dikonsumsi karena mikotoksin tetap ada.

Pencegahan adalah kunci utama untuk menghindari pertumbuhan jamur pada makanan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk menjaga makanan tetap segar dan aman:

  • Penyimpanan Suhu yang Tepat: Simpan makanan di lemari es pada suhu di bawah 4°C dan di freezer di bawah -18°C untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
  • Gunakan Wadah Kedap Udara: Simpan makanan dalam wadah yang dapat menutup rapat untuk mencegah masuknya udara dan kelembapan yang memicu tumbuhnya jamur.
  • Kontrol Kelembapan: Jamur tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap. Pastikan area penyimpanan makanan sejuk dan kering.
  • Jangan Menyimpan Makanan Terlalu Lama: Konsumsi makanan sisa yang disimpan di kulkas dalam waktu 3-4 hari. Hindari membeli makanan dalam jumlah berlebihan.
  • Cuci dan Keringkan Produk Segar: Cuci semua bahan makanan di bawah air mengalir, lalu keringkan dengan handuk atau tisu bersih sebelum disimpan.
  • Jaga Kebersihan Dapur dan Area Penyimpanan: Bersihkan dapur secara teratur, termasuk area yang sering terabaikan, untuk mencegah spora jamur menempel.
  • Dinginkan Makanan Panas Sebelum Disimpan: Biarkan makanan panas dingin sepenuhnya sebelum dimasukkan ke kulkas untuk mencegah kondensasi.
  • Buang Makanan Berjamur Segera: Segera buang makanan yang sudah berjamur untuk mencegah spora menyebar ke makanan lain di sekitarnya.

Selain itu, beras yang sudah terkontaminasi jamur juga berpotensi membawa toksin berbahaya bagi kesehatan dan sebaiknya dibuang. Munculnya jamur pada daging juga merupakan tanda pasti bahwa daging sudah busuk dan tidak layak konsumsi. Selalu utamakan kehati-hatian dalam menentukan kelayakan makanan. Jika ada keraguan sedikit pun, lebih baik membuang makanan tersebut untuk menghindari risiko kesehatan yang tidak diinginkan.

People Also Ask

1. Apakah makanan berjamur tapi tidak bau masih aman dikonsumsi?

Jawaban: Secara umum, makanan berjamur, meskipun tidak mengeluarkan bau, tidak aman untuk dikonsumsi dan sebaiknya dibuang. Hal ini karena jamur dapat menghasilkan mikotoksin, zat beracun yang tidak selalu terdeteksi oleh indra penciuman.

2. Apa bahaya mengonsumsi makanan berjamur?

Jawaban: Mengonsumsi makanan berjamur dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti sakit perut, diare, mual, atau muntah. Mikotoksin tertentu seperti aflatoksin bahkan dapat menyebabkan kanker hati pada kasus yang lebih parah.

3. Jenis makanan apa saja yang masih bisa diselamatkan jika berjamur?

Jawaban: Beberapa makanan keras seperti keju keras (parmesan), buah dan sayuran padat (wortel, paprika), serta daging kering/ham, mungkin masih aman dikonsumsi setelah bagian berjamur dipotong setidaknya 2,5 cm di sekeliling area yang terkontaminasi.

4. Bagaimana cara mencegah makanan agar tidak berjamur?

Jawaban: Pencegahan meliputi penyimpanan pada suhu yang tepat (kulkas <4°C, freezer <-18°C), menggunakan wadah kedap udara, mengontrol kelembapan, tidak menyimpan makanan terlalu lama, mencuci dan mengeringkan produk segar, menjaga kebersihan dapur, mendinginkan makanan panas sebelum disimpan, dan segera membuang makanan berjamur.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |