Liputan6.com, Jakarta - Area tumpukan batu di sekitar hunian kerap dijadikan lokasi favorit oleh ular untuk mereproduksi karena kondisi lembab, teduh, serta aman dari ancaman pemangsa, sehingga warga Indonesia harus lebih berhati-hati khususnya pada periode hujan ketika frekuensi aktivitas breeding ular melonjak drastis. Pengetahuan tentang spesies-spesies ini memungkinkan antisipasi bahaya melalui rutinitas pembersihan dan penyegelan akses masuk ke rumah.
Strategi pengendalian yang optimal mencakup pembubaran timbunan batu acak, perbaikan saluran air agar halaman tetap kering, plus pemanfaatan bubuk kapur atau semprotan herbal seperti ekstrak bawang putih untuk menjauhkan ular secara ramah lingkungan di perimeter rumah.
Ular Kobra Jawa (Naja sputatrix)
Spesies kobra Jawa bisa mencapai panjang 1,5 meter dengan cincin gelap ikonik yang muncul saat menggelegak, kerap memanfaatkan zona batu basah di pinggir hunian untuk berlindung dan menghasilkan telur karena populasi mangsa rodensia melimpah di lingkungan tersebut. Toksin neurosalnya memicu kelumpuhan kilat yang berpotensi mematikan tanpa intervensi medis mendesak di fasilitas kesehatan.
Korban gigitan kobra Jawa butuh pertolongan instan berupa pendinginan luka dan evakuasi cepat ke rumah sakit, sementara upaya pencegahan prioritas adalah membersihkan sisa pakan hewan rumahan yang memprovokasi invasi tikus ke timbunan batu halaman.
Ular Weling (Bungarus candidus)
Weling memiliki tubuh jenjang dengan corak hitam-kuning mencolok dan aktif di malam hari, memfavoritkan retakan batu remang di sekitar tempat tinggal untuk breeding berkat kestabilan temperatur serta kadar air tinggi yang cocok untuk fase hidupnya yang berkepanjangan. Venonnya ekstrem kuat sehingga mengganggu fungsi pernapasan korban dalam waktu singkat setelah serangan.
Pengusiran weling efektif dengan memasang saringan tipis pada saluran udara dan menerangi zona batu saat malam menggunakan senter, mengingat sensitivitasnya terhadap sinar serta kebisingan aktivitas manusia di kawasan hunian.
Ular Tanah (Calloselasma rhodostoma)
Ular tanah tampil cokelat sempurna untuk berbaur dengan bebatuan serta permukaan tanah, biasa meletakkan telur di timbunan batu tepi lahan rumah karena kedekatannya dengan areal persawahan yang kaya akan mangsa amfibi dan rodensia. Hemotoksin dari gigitannya menimbulkan pembengkakan ekstrem beserta pendarahan dalam yang menguji kelangsungan hidup.
Langkah antisipasi mencakup pemotongan rumput liar serta pemasangan pembatas rendah mengelilingi zona batu, demi membatasi penetrasi ular tanah ke wilayah domestik hunian.
Ular Hijau Buntut Merah (Trimeresurus albolabris)
Ular ini punya ekor merah kontras dengan badan hijau ideal untuk menyamar di semak dekat batu basah hunian, di mana ia bertelur sambil memburu reptil kecil malam hari pakai racun hemotoksin andal. Efek gigitannya berupa sakit luar biasa dan degradasi jaringan yang menuntut serum anti-racun spesifik.
Jauhi penempatan vas tanaman berdekatan timbunan batu karena mengundang serangga mangsanya, serta pakai pelindung tangan waktu merapikan area itu demi tambahan proteksi di radius rumah.
Ular Welang (Bungarus fasciatus)
Welang serupa weling namun coraknya lebih tebal, memanfaatkan celah batu tipis di perimeter hunian sebagai tempat incubasi telur berkat postur rampingnya yang tangguh terhadap fluktuasi iklim di zona perkotaan. Racunnya menghambat sinyal saraf sehingga picu mati rasa bertahap yang mengkhawatirkan.
Lakukan penandaan zona rentan dengan plang peringatan dan koordinasi warga untuk pengawasan malam, pasalnya welang kerap berpindah secara musiman menuju rumah-rumah berbatu tak terawasi.
Ular Pucuk (Ahaetulla prasina)
Pucuk berwujud seperti daun hijau memanjang tanpa venom, sesekali menempati batu dekat pepohonan hunian untuk melahirkan secara vivipar karena kelimpahan katak di spot lembap itu walaupun relatif tak mengancam manusia. Eksistensinya malah positif dalam pengawasan hama meski bisa jadi kejutan mendadak.
Relokasi aman pakai alat bantu panjang jika terlihat, ditambah penanaman herba beraroma seperti lemon grass di pinggir batu untuk minimalkan kunjungan tanpa merusak rantai makanan alami.
Ular Lanang Sapi (Coelognathus radiatus)
Lanang sapi bebas racun dengan motif coklat-hitam fleksibel di pekarangan berbatu hunian, bereproduksi di sana lantaran preasinya rodensia bertebaran di komunitas serta telurnya terlindung dari interupsi. Meski inofensif, panjangnya hingga 2 meter sering ciptakan ketakutan.
Biarkan tetap atau alihkan lembut pakai alat sapu, sambil kurangi limbah organik penarik rodensia ke zona batu hunian Anda.
Ular Kepala Dua (Cylindrophis ruffus)
Spesies primitif ini ahli menggali dengan ujung ekor menyerupai kepala, mendiami substrat batu basah perimeter rumah untuk oviposisi berkat skillnya merayap ke rongga sempit demi cacing dan invertebrata. Toksin lemahnya jarang letal tapi timbulkan inflamasi setempat pasca gigitan.
Segel pori tanah pakai adukan semen dan hindari penggalian tanpa proteksi di zona batu, sebab ia agresif bila sarangnya terganggu saat masa reproduksi.
Strategi Pencegahan Berkembang Biak Ular
Untuk mencegah ular berkembang biak di bebatuan sekitar rumah, Anda perlu mencoba cara berikut ini:
- Bongkar timbunan batu secara berkala dan ratakan tanah untuk hilangkan tempat persembunyi ideal bagi telur ular.
- Pasang pagar kawat halus setinggi 50 cm di sekitar halaman berbatu guna blokir akses migrasi ular dari areal liar.
- Semprot campuran bawang putih, cabai, dan air di celah batu karena bau menyengat mengganggu indera penciuman ular.
- Potong rumput pendek dan buang puing kayu dekat batu untuk kurangi habitat mangsa seperti tikus serta katak.
- Gunakan lampu LED sorot otomatis malam hari di zona rawan agar cahaya buat ular enggan mendekat.
- Tabur kapur tohor di pinggir tumpukan batu sebab sifat alkalinya menciptakan lingkungan tak nyaman bagi kulit ular.
- Periksa atap serta ventilasi rutin untuk tutup celah masuk, cegah ular memanfaatkan kelembapan rumah.
- Libatkan layanan profesional penanganan satwa liar jika sarang terdeteksi demi evakuasi aman tanpa residu racun.
Pertanyaan dan Jawaban
Apa indikasi sarang ular di timbunan batu?
Goresan kulit ular, aroma amis khas, atau lubang licin kecil pada batu sinyal keberadaan koloni aktif.
Cara pengusiran ular rumah yang aman?
Panggil tim penangkap berlisensi, hindari pembunuhan mandiri agar toksin tak kontaminasi area.satpolpp.
Kenapa ular ramai saat guyuran hujan?
Kelembapan naik dukung perkembangan telur plus ledakan populasi mangsa di zona batu.
Spesies ular paling genting di hunian?
Kobra Jawa plus weling unggul dalam toksisitas tinggi dan kedekatan dengan populasi manusia.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434996/original/004619900_1765000279-Gemini_Generated_Image_30wesg30wesg30we.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435003/original/063146000_1765000357-Agrowisata_Bhumi_Merapi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435050/original/050214900_1765002990-Besek.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3034040/original/054984400_1580182012-menanam-padi-sub-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434958/original/071292600_1764997489-unnamed_-_2025-12-06T114311.740.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434848/original/029694400_1764992585-Nepal_van_Java.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434880/original/096531800_1764994214-unnamed_-_2025-12-06T110010.689.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434826/original/049920700_1764991205-Telur_puyuh_dalam_mangkuk__pixabay_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434905/original/080307300_1764995787-Gemini_Generated_Image_a35tfza35tfza35t.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4986727/original/024238100_1730370412-Screenshot_2024-10-31_172425.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434811/original/071588500_1764990125-Ular_Kobra_Jawa__Naja_sputatrix__zoom__Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434802/original/022483100_1764989613-Nasi_Lemak.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3526740/original/095721400_1627701213-Jajan_Pasar_in_Jakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434284/original/085671300_1764921803-kebun_mini.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434562/original/053117900_1764933186-Hero_Helcurt.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434544/original/045133100_1764931566-Hylos.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5399579/original/028156300_1761979775-Screenshot__16519_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434451/original/063261600_1764927724-hl1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434416/original/001727500_1764927012-model_rumah_minimalis_di_lahan_miring__9_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434454/original/030176100_1764927855-Gambar_Rumah_Minimalis_dari_Kayu_yang_Desainnya_Ngangeni.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363574/original/067634200_1758951074-Gemini_Generated_Image_d15sird15sird15s.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347356/original/093309300_1757667913-Gemini_Generated_Image_k68zk1k68zk1k68z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317655/original/048753600_1755399607-Screenshot_2025-08-17_095559.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344811/original/023366400_1757493743-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347777/original/072783500_1757736538-hl_39393.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345053/original/058577600_1757501490-01325d16-633b-4633-90e6-950efdbca489.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3936591/original/031031300_1645054040-james-wheeler-HJhGcU_IbsQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370599/original/040845800_1759561568-Gamis_Simple_tapi_elegan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5324162/original/055401400_1755843647-20250822-Lisa_M-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3955423/original/001688200_1646706636-hands-waving-flags-indonesia.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367398/original/025212100_1759305132-warung_sembako_hemat_modal_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363765/original/004808300_1758963234-Gemini_Generated_Image_uopfavuopfavuopf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344370/original/041842400_1757484704-ChatGPT_Image_Sep_10__2025__12_58_44_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/824391/original/082843900_1425877386-09032015-waduksermo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364103/original/064641000_1759040675-Gemini_Generated_Image_29nq7729nq7729nq.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364053/original/005894200_1759037147-MixCollage-28-Sep-2025-12-02-PM-3646.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5320725/original/097582500_1755607274-gal1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344958/original/029872800_1757497950-hl1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364186/original/001233300_1759045126-Gemini_Generated_Image_f3ya1kf3ya1kf3ya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321786/original/012898600_1755680485-pexels-kelly-2869017.jpg)