Liputan6.com, Jakarta - Saat debit air meluap, habitat alami reptil sering berubah drastis sehingga kawasan permukiman dapat menjadi lokasi pelarian berbagai satwa, termasuk ular. Kondisi ini memunculkan risiko tambahan berupa keberadaan jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir. Hal disebabkan area kering di dalam bangunan menjadi tempat perlindungan ideal bagi hewan melata tersebut.
Lingkungan yang sebelumnya aman dapat berubah menjadi kawasan rawan reptil berbahaya, terutama ketika tumpukan barang, semak lebat, dan saluran air terhubung langsung dengan area terbuka. Berikut Liputan6.com rangkumdaftar populer jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir beserta strategi mitigasi untuk meminimalkan risiko kontak langsung.
1. Ular Kobra Jawa (Naja sputatrix)
Kobra Jawa merupakan salah satu jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir. Warna tubuh kecokelatan atau kekuningan dengan tampilan leher melebar ketika merasa terancam membuatnya mudah dikenali.
Racun neurotoksin dalam bisa kobra mampu menyerang sistem saraf dan mengakibatkan kelumpuhan jika tidak ditangani oleh tenaga medis. Selain itu, spesies ini mampu menyemburkan bisa ke arah mata dari jarak cukup jauh.
Saat banjir, kobra sering berpindah dari habitat alami seperti sawah, semak basah, atau lubang tanah yang tergenang. Tempat yang kering dan sedikit hangat menjadi tujuan utama, sehingga area penyimpanan barang, loteng, serta tumpukan material sering menjadi lokasi persembunyian.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga area rumah tetap rapi, menutup celah struktural, serta menghindari penumpukan barang.
2. Ular Weling (Bungarus candidus)
Weling dikenal dengan belang hitam-putih yang khas. Bisa neurotoksin yang dihasilkan jauh lebih kuat dibanding banyak spesies lain di Asia Tenggara. Korban gigitan kerap mengalami gangguan pernapasan, kelumpuhan, hingga henti napas jika tidak segera mendapatkan penanganan.
Jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir ini menyukai tempat lembap dan gelap. Saat banjir, sungai meluap dan habitat lembap terganggu, sehingga ular mencari jalur sempit seperti pipa air, saluran drainase, atau retakan kecil menuju bangunan kering.
Pencegahan mencakup pemasangan kasa pada ventilasi, pengecekan celah struktural, serta menjaga area drainase tetap tertutup.
3. Ular Welang (Bungarus fasciatus dan kerabatnya)
Mirip dengan weling, welang juga termasuk kelompok krait dengan bisa neurotoksin kuat. Pola belang kuning-hitam membuatnya cukup mudah dikenali. Jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir ini sering berada di sekitar daerah dengan vegetasi lembap, sungai kecil, atau area dekat persawahan.
Ketika banjir merendam kawasan rendah, welang cenderung bergerak ke daerah lebih tinggi, termasuk perumahan. Mangsa seperti tikus, katak, dan kadal juga terdorong naik, membuat welang mengikuti jalurnya.
Pencegahan dilakukan dengan menjaga rumput tidak terlalu tinggi, membersihkan area sekitar rumah, dan menghilangkan genangan air yang menarik hewan kecil.
4. Ular Tanah (Calloselasma rhodostoma)
Ular tanah memiliki tubuh cokelat dengan pola segitiga gelap. Racun hemotoksin yang dihasilkan dapat merusak jaringan, menyebabkan pembengkakan hebat, dan menimbulkan pendarahan internal.
Spesies ini terkenal agresif jika terpojok, sehingga risiko gigitan cukup tinggi ketika seseorang tidak menyadari keberadaannya.
Banjir mendorong ular tanah bergerak dari hutan sekunder, tepi sungai, hingga ladang yang terendam. Lumpur tebal membuat warna tubuhnya dapat menyatu dengan lingkungan, sehingga kewaspadaan menjadi penting. Menggunakan alas kaki tertutup dan menghindari mengangkat benda tanpa melihat bagian bawahnya menjadi langkah pencegahan kunci.
5. Ular Hijau Buntut Merah (Trimeresurus albolabris)
Viper pohon berwarna hijau cerah dengan ujung ekor merah ini sering ditemukan di area berhutan, kebun, dan semak. Bisa hemotoksinnya menyebabkan nyeri, bengkak, serta kerusakan jaringan. Meski umumnya pasif, ular ini dapat menggigit jika tersentuh secara tidak sengaja.
Saat banjir, viper pohon turun ke area yang lebih rendah atau menumpang pada dahan yang hanyut terbawa arus. Semak dekat rumah, atap rendah, atau cabang yang menjulur menjadi lokasi favorit. Pencegahan dilakukan dengan memangkas vegetasi, membersihkan area pohon, dan menyingkirkan cabang yang menyentuh bangunan.
6. Viper Russel Siam (Daboia siamensis)
Jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir ini memiliki pola cokelat dengan lingkaran gelap khas di sepanjang tubuh. Racun hemotoksin yang sangat kuat membuat gigitan viper Russel menjadi salah satu yang paling berbahaya.
Daerah dengan lahan luas, padang rumput, atau area kering sering menjadi habitatnya. Saat banjir besar, hewan ini mencari tempat aman untuk menghindari arus deras. Puing-puing, tumpukan kayu, serta area reruntuhan pasca banjir sering menjadi lokasi bersembunyi. Menggunakan sarung tangan tebal saat membersihkan puing menjadi langkah pencegahan vital.
7. Death Adder Papua (Acanthophis laevis)
Jenis ular berbisa yang bisa muncul saat banjir ini memiliki tubuh agak gemuk, kepala segitiga, dan ekor pendek. Death adder terkenal memiliki bisa neurotoksin yang mematikan dengan kecepatan reaksi tinggi. Spesies ini merupakan pemburu penyergap yang mengandalkan kamuflase.
Banjir di wilayah rawa atau daerah timur Indonesia memaksa death adder berpindah ke area yang lebih kering. Lumpur dalam, rawa meluap, hingga drainase tersumbat menjadi jalur perpindahan. Perumahan dengan lantai rendah atau pekarangan basah dapat menjadi lokasi singgah.
8. Ular Pucuk (Ahaetulla prasina)
Ular pucuk memiliki tubuh langsing berwarna hijau, dengan kepala runcing menyerupai daun. Meskipun bisanya lemah bagi manusia, hewan ini sering masuk ke bangunan selama musim hujan karena mencari tempat kering.
Saat banjir, pergerakan ular pucuk meningkat akibat semak terendam dan pohon kecil roboh. Sifatnya yang lincah membuatnya mudah masuk melalui celah kecil, ventilasi, atau lubang pipa. Menutup celah bangunan dan memastikan saluran air bersih menjadi langkah terbaik.
FAQ
1. Mengapa ular sering muncul saat banjir?
Habitat alami terganggu sehingga reptil mencari tempat aman.
2. Spesies apa paling berbahaya selama banjir?
Kobra Jawa dan Viper Russel termasuk paling berisiko.
3. Bagaimana cara mencegah ular masuk rumah?
Menutup celah bangunan serta menjaga kebersihan pekarangan.
4. Area mana paling rawan keberadaan ular saat banjir?
Rerimbunan tanaman, tumpukan barang, serta saluran air.
5. Apa langkah aman jika menjumpai ular?
Menghubungi lembaga penyelamatan reptil profesional.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434958/original/071292600_1764997489-unnamed_-_2025-12-06T114311.740.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434848/original/029694400_1764992585-Nepal_van_Java.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434880/original/096531800_1764994214-unnamed_-_2025-12-06T110010.689.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434826/original/049920700_1764991205-Telur_puyuh_dalam_mangkuk__pixabay_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434905/original/080307300_1764995787-Gemini_Generated_Image_a35tfza35tfza35t.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4986727/original/024238100_1730370412-Screenshot_2024-10-31_172425.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434802/original/022483100_1764989613-Nasi_Lemak.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3526740/original/095721400_1627701213-Jajan_Pasar_in_Jakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434284/original/085671300_1764921803-kebun_mini.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434562/original/053117900_1764933186-Hero_Helcurt.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434544/original/045133100_1764931566-Hylos.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5399579/original/028156300_1761979775-Screenshot__16519_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434451/original/063261600_1764927724-hl1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434416/original/001727500_1764927012-model_rumah_minimalis_di_lahan_miring__9_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434454/original/030176100_1764927855-Gambar_Rumah_Minimalis_dari_Kayu_yang_Desainnya_Ngangeni.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5404383/original/053256300_1762404213-halaman_belakang_rumah_dengan_kebun_sayur_organik_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434443/original/082209300_1764927628-unnamed_-_2025-12-05T162601.026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434351/original/078445300_1764924208-Motif_Gelang_Emas_Minimalis_Wanita_untuk_Lebaran_2026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434334/original/088810300_1764923468-gamis_A-line_dari_rayon_untuk_liburan__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405041/original/044452700_1762422777-unnamed__12_.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363574/original/067634200_1758951074-Gemini_Generated_Image_d15sird15sird15s.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347356/original/093309300_1757667913-Gemini_Generated_Image_k68zk1k68zk1k68z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317655/original/048753600_1755399607-Screenshot_2025-08-17_095559.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344811/original/023366400_1757493743-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347777/original/072783500_1757736538-hl_39393.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345053/original/058577600_1757501490-01325d16-633b-4633-90e6-950efdbca489.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3936591/original/031031300_1645054040-james-wheeler-HJhGcU_IbsQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370599/original/040845800_1759561568-Gamis_Simple_tapi_elegan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5324162/original/055401400_1755843647-20250822-Lisa_M-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3955423/original/001688200_1646706636-hands-waving-flags-indonesia.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367398/original/025212100_1759305132-warung_sembako_hemat_modal_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363765/original/004808300_1758963234-Gemini_Generated_Image_uopfavuopfavuopf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344370/original/041842400_1757484704-ChatGPT_Image_Sep_10__2025__12_58_44_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/824391/original/082843900_1425877386-09032015-waduksermo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364103/original/064641000_1759040675-Gemini_Generated_Image_29nq7729nq7729nq.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5320725/original/097582500_1755607274-gal1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364053/original/005894200_1759037147-MixCollage-28-Sep-2025-12-02-PM-3646.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344958/original/029872800_1757497950-hl1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364186/original/001233300_1759045126-Gemini_Generated_Image_f3ya1kf3ya1kf3ya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321786/original/012898600_1755680485-pexels-kelly-2869017.jpg)