10 Langkah Cara Mengenali Anakan Ular Berbisa, Panduan Lengkap dan Aman

4 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta Saat memasuki musim hujan atau tinggal di area yang dekat dengan semak, sungai, atau lahan hijau, keberadaan ular bisa meningkat. Tidak hanya ular dewasa, anakan ular pun sering muncul di sekitar rumah atau pekarangan. Meski berukuran kecil, sebagian anakan ular memiliki potensi bahaya yang sama dengan induknya.

Banyak orang mengira bahwa anak ular lebih jinak atau tidak terlalu berbahaya, padahal beberapa spesies justru memiliki pertahanan diri yang lebih agresif. Identifikasi dini menjadi langkah penting agar kita tahu kapan harus menjaga jarak, mengamankan lingkungan, dan meminta bantuan ahli.

Namun, membedakan ular berbisa dan tidak berbisa bukan perkara mudah, terutama pada anakan. Oleh karena itu, memahami cara mengenali anakan ular berbisa dengan panduan yang tepat adalah langkah terbaik untuk menjaga keselamatan. berikut ulasan Liputan6.com, Selasa (2/12/2025).

1. Perhatikan Lokasi atau Wilayah Kemunculan

Menurut pedoman identifikasi satwa liar, langkah pertama yang paling penting adalah menentukan lokasi Anda. Spesies ular berbisa berbeda-beda setiap wilayah. Contohnya, pit viper sangat umum di Amerika bagian selatan, sedangkan di wilayah Asia Tenggara lebih banyak ditemukan viper pohon dan kobra muda.

Panduan dari “Identify Baby Snakes: A Quick Guide to Venomous Species” menegaskan bahwa mengetahui wilayah dapat mempersempit kemungkinan identifikasi hingga lebih dari setengahnya. Karena itu:

  • Kenali jenis ular berbisa yang umum di daerah Anda.
  • Pelajari dari laman pemerintah, dinas konservasi, atau komunitas herpetologi lokal.
  • Jangan gunakan referensi luar negeri tanpa memeriksa apakah spesies tersebut hidup di Indonesia atau wilayah tempat Anda tinggal.

2. Bentuk Kepala: Triangular namun Tidak Selalu Pasti

Banyak sumber satwa menjelaskan bahwa ular berbisa, terutama pit viper, memiliki kepala berbentuk segitiga atau seperti panah. Hal ini disebabkan adanya kelenjar bisa di belakang mata yang membuat kepala tampak lebar.

Namun, panduan ilmiah juga menekankan: jangan hanya mengandalkan bentuk kepala. Beberapa ular tidak berbisa dapat memipihkan kepala untuk meniru bentuk segitiga ketika terancam.

Gunakan ciri ini sebagai indikator tambahan, bukan penentu final.

3. Bentuk Pupil Mata: Vertikal seperti Kucing

Ciri populer untuk mengenali ular berbisa adalah pupil berbentuk vertikal (seperti mata kucing). Pada pit viper dan beberapa viper lainnya, bentuk ini menjadi penanda umum.

Tetapi ada pengecualian penting:

  • Coral snake (ular karang) memiliki pupil bulat, meski berbisa tinggi.
  • Pupil ular dapat tampak bulat pada cahaya minim.
  • Anakan ular yang sangat kecil sering sulit diamati pupilnya dari jauh.

Kesimpulannya: ciri ini penting, tetapi tetap bukan satu-satunya acuan.

4. Keberadaan Pits (Lekukan Sensor Panas)

Banyak laman satwa menegaskan bahwa heat-sensing pits adalah salah satu ciri paling akurat untuk mengidentifikasi pit viper. Letaknya di antara mata dan lubang hidung.

Pada anakan ular, pits ini tetap terlihat, meski ukurannya kecil. Bila Anda dapat melihat lekukan kecil tersebut dari jarak aman menggunakan kamera zoom atau pengamatan jauh, kemungkinan besar ular tersebut termasuk kelompok berbisa.

Namun:

  • Tidak semua ular berbisa memiliki pits (misalnya kobra dan coral snake).
  • Jadi, karakter ini kuat tetapi hanya untuk kelompok tertentu.

5. Pola Sisik Bawah (Anal Plate dan Ventral Scales)

Menurut panduan yang Anda berikan, ciri yang sering diabaikan tetapi sangat akurat adalah deretan sisik pada bagian bawah ekor.

  • Satu deret sisik setelah anal plate → sering menandakan ular berbisa.
  • Dua deret sisik → biasanya ular tidak berbisa.

Namun, karena memeriksa sisik membutuhkan jarak dekat, metode ini tidak disarankan untuk orang awam.

6. Ketebalan dan Bentuk Tubuh

Pit viper (dan spesies berbisa tertentu) memiliki tubuh yang lebih tebal dan pipih dibandingkan ular yang tidak berbisa. Pada anakan, ciri ini masih tampak, meski dalam ukuran kecil.

Anakan ular berbisa juga sering memiliki warna tubuh lebih kontras atau lebih cerah dari induknya.

7. Perilaku Bertahan Diri

Dokumentasi satwa menunjukkan bahwa beberapa anakan ular berbisa memiliki perilaku khusus saat terancam:

  • Menggulung tubuh hingga membentuk huruf S.
  • Mengangkat kepala dan bagian depan tubuh sebagai posisi siap menyerang.
  • Menggoyangkan ekor cepat sebagai peringatan, meskipun tidak memiliki derik seperti rattlesnake.

Namun, lagi-lagi: beberapa ular tidak berbisa meniru perilaku ini. Gunakan sebagai pelengkap analisis.

8. Warna dan Pola Tubuh

Warna anakan ular sering lebih mencolok dan kontras dibandingkan dewasa. Sayangnya, warna bukan indikator pasti. Banyak ular tidak berbisa meniru warna ular berbisa, seperti king snake yang mirip coral snake.

Beberapa wilayah memiliki panduan warna khas, seperti: “Red touches yellow, kills a fellow. Red touches black, friend of Jack” Namun ini berlaku hanya untuk beberapa spesies di Amerika.

9. Prinsip Utama: Jangan Mengandalkan Satu Ciri

Semua panduan satwa menekankan bahwa tidak ada satu ciri pun yang 100% akurat. Kombinasikan:

  • wilayah kemunculan
  • kepala
  • pupil
  • pits
  • pola sisik
  • ketebalan tubuh
  • perilaku

Inilah kunci paling aman dalam cara mengenali anakan ular berbisa.

10. Jaga Jarak dan Utamakan Keselamatan

Jarak aman minimal adalah 3 meter atau lebih (sekitar 10 kaki). Jangan mencoba menangkap, memegang, atau memindahkan ular. Bila anakan ular ditemukan di rumah, hubungi:

  • petugas damkar,
  • dinas konservasi satwa,
  • komunitas reptil lokal,
  • atau herpetolog profesional.

Foto dari jarak jauh sangat membantu identifikasi tanpa risiko.

Mengapa Identifikasi Anakan Ular Lebih Menantang?

Mengidentifikasi ular dewasa sebenarnya sudah cukup sulit bagi orang awam, apalagi anakannya. Banyak anakan ular yang memiliki warna lebih kontras daripada induknya, dan beberapa spesies tidak menampilkan ciri khas yang jelas pada usia muda. Bahkan, menurut panduan identifikasi satwa, beberapa ular tidak berbisa mampu meniru bentuk kepala, warna, atau perilaku ular berbisa untuk bertahan hidup. Inilah alasan mengapa proses identifikasi tidak boleh dilakukan berdasarkan satu ciri saja.

Selain itu, ukuran anakan yang kecil membuat beberapa tanda fisik — seperti bentuk pupil atau deretan sisik — sulit dilihat tanpa mendekat. Padahal, mendekati ular adalah tindakan berbahaya. Karena itu, pengamatan jarak jauh, kewaspadaan regional, dan pengetahuan dasar sangat penting ketika kita ingin mengenali anakan ular.

FAQ tentang Anakan Ular

1. Apakah bisa anak ular lebih berbahaya dari dewasa?

Pada beberapa spesies, anak ular memiliki dosis bisa yang sama kuat, tetapi kemampuan mengontrol jumlah bisa belum sempurna sehingga lebih berpotensi menyuntikkan penuh saat menggigit.

2. Apakah semua ular dengan kepala segitiga pasti berbisa?

Tidak. Banyak ular tidak berbisa memipihkan kepala untuk meniru bentuk segitiga.

3. Bagaimana cara paling aman mengusir anakan ular di rumah?

Jaga jarak, tutup akses rumah, dan hubungi petugas satwa atau damkar. Jangan mengusir dengan tangan kosong.

4. Apakah anakan ular punya bisa lebih lemah?

Tidak selalu. Banyak anakan memiliki bisa sekuat dewasa, hanya dosisnya lebih kecil.

5. Bolehkah saya mengidentifikasi ular dari jarak dekat?

Tidak disarankan. Gunakan kamera zoom atau minta bantuan ahli.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |