Segitiga Restitusi, Tahapan-Tahapan, dan Manfaat Penerapannya

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Segitiga Restitusi telah menjadi salah satu model pendekatan yang semakin populer di dunia pendidikan modern. Pendekatan restitusi menawarkan alternatif untuk menangani perilaku menyimpang siswa dengan cara lebih baik.

Ini merupakan bentuk kerangka disiplin positif yang fokus utamanya ada pada pembentukan karakter. Modelnya memang dikembangkan untuk membantu membimbing siswa agar mampu mengidentifikasi masalah, merefleksikan keyakinan nilai dalam diri mereka, dan secara mandiri menemukan solusi akan masalah yang mereka hadapi.

Pendekatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan masalah perilaku dalam jangka yang pendek, tetapi juga membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan motivasi dalam diri setiap dari peserta didik.

Pembahasan kali ini akan menguraikan secara lebih detail tiga tahapan kunci dalam proses segitiga restitusi yang bisa dijadikan panduan guru menanggapi kesalahan siswa secara lebih empatis dan konstruktif.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap penjelasannya.

Memahami Pengertian dan Tahapannya

Segitiga Restitusi merupakan sebuah disiplin positif yang dikembangkan Diane Gossen. Pendekatan ini sengaja dirancang untuk membantu guru dan orang tua membimbing peserta didik memperbaiki kesalahan yang telah mereka lakukan, alih-alih memberi hukuman, dilansir dari smpn2tukaksadai.sch.id.

Proses ini merupakan bentuk dialog terstruktur dengan tiga langkah. Tujuan utamanya, yakni menciptakan kondisi siswa bisa kembali dengan karakter lebih kuat dan motivasi yang sudah berubah.

Tiga langkah utama mempraktikkan Segitiga Restitusi:

Proses restitusi ini terdiri dari tiga tahap yang harus dilakukan berurutan. Proses ini dinilai efektif diterapkan ketika siswa melakukan sebuah kesalahan.

1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)

Tahap dasar dari segitiga restitusi ini, melansir dari smksvidyasasana.sch.id tujuannya mengubah pandangan siswa. Merubah dari pandangan "merasa gagal karena berbuat salah" menjadi "orang sukses di masa depan."

Guru di tahap pertama ini harus menunjukkan empati dan pemahaman bahwa berbuat salah merupakan bagian dari proses belajar para siswa. Contoh praktiknya dengan mengatakan, "Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, kita semua pasti pernah melakukan kesalahan."

Hal tersebut nantinya akan membantu meredakan emosi siswa dan membuat mereka merasa diterima kembali.

2. Validasi Tindakan Salah (Validate the Mistake)

Pada tahap kedua restitusi ini, guru akan membantu siswanya memahami kebutuhan dasar apa saja yang berusaha mereka penuhi. Misalnya saja melalui tindakan yang salah tersebut, membantu memahami kebutuhan akan perhatian atau kekuasaan.

Guru di tahapan ini tidak boleh membenarkan kesalahan, tetapi mengakui alasan di balik tindakan salah tersebut, melansir dari penelitian berjudul Efektivitas Pendekatan Segitiga Restitusi dalam Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan Disiplin Siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Boyolali yang dipublikasikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 

Misalnya bisa dengan pertanyaan seperti, "Kamu pasti punya alasan kenapa bisa melakukan hal seperti itu?" Hal seperti ini membantu mereka menemukan solusi jangka panjang.

3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)

Tahap terakhir dari segitiga restitusi ini menghubungkan kesalahan siswa dengan nilai-nilai universal atau keyakinan di kelas. Misalnya saja keyakinan yang sudah disampaikan guru dan sebelumnya sudah disepakati bersama.

Guru akan bertanya tentang cita-cita atau gambaran masa depan yang ideal dan diinginkan siswanya. Misalnya seperti, "Kamu nanti di masa depan ingin menjadi orang yang seperti apa?"

Mempraktikkan restitusi ini, siswa secara tidak langsung akan didorong untuk merefleksikan nilai-nilai yang mereka yakini selama ini. Mereka juga akan didorong untuk menemukan cara memperbaiki kesalahan agar selaras dengan keyakinan tersebut. 

Hal ini nantinya yang akan menumbuhkan disiplin positif dari dalam diri mereka sebagaimana dijelaskan dalam buku Evolusi Pendidikan Bersama Calon Guru Penggerak yang ditulis oleh Rusliy, Firqah Inayah, Fatimatus Suhroh, Rahmania, Erlin Dessy TA, R. Rois Albarista.

Manfaat Segitiga Restitusi dalam Pembentukan Karakter

Penerapan dari segitiga restitusi sudah terbukti efektif untuk menguatkan pendidikan karakter, khususnya untuk menumbuhkan disiplin positif dan pengendalian diri siswa.

Prosesnya berbeda dengan hukuman atau sanksi. Ini karena fokus pendekatannya pada pembelajaran dan perbaikan, bukan hanya menumbuhkan rasa bersalah dalam diri siswa.

Hasilnya akan membuat siswa tidak hanya termotivasi untuk memperbaiki kesalahan saat itu. Mereka juga akan terdorong mulai belajar bertanggung jawab, mencari pemecahan masalah, dan kembali dengan karakter lebih kuat.

Model restitusi ini dinilai bisa menjadi solusi jangka panjang yang nantinya membantu membangun disiplin dalam diri siswa. 

Berikut ini rincian manfaatnya:

  1. Proses tersebut akan membantu siswa belajar mengendalikan perilaku mereka sesuai dengan kesadaran akan nilai-nilai kebajikan bukan hanya karena takut hukuman.
  2. Pendekatan sesuai segitiga restitusi membantu siswa mendorong dirinya menjadi individu yang lebih baik, alih-alih hanya patuh karena terpaksa.
  3. Melalui sebuah dialog, siswa akan merasa didorong untuk lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mulai memikirkan solusi untuk menyelesaikan dan memperbaiki kesalahan.
  4. Prosesnya akan melatih siswa mengidentifikasi akar masalah dan kemudian merencanakan langkah perbaikan.
  5. Restitusi juga akan membantu memperkuat hubungan guru dengan siswa.
  6. Tahapan-tahapan restitusi akan mengajarkan empati dan pengertian dalam diri setiap siswa.
  7. Pendekatan yang membantu mendorong siswa lebih fokus pada solusi jangka panjang, sehingga mereka akan belajar mencegah masalah itu terulang lagi di masa depan.
  8. Tujuan akhir dari proses restitusi adalah agar para siswa bisa kembali ke lingkungan sosial dengan rasa lebih percaya diri, memiliki harga diri, dan keterampilan hidup lebih baik dari sebelumnya.
  9. Proses restitusi juga membantu menghindari efek negatif dari sebuah hukuman seperti rasa trauma, dendam, hingga perasaan bersalah yang berkepanjangan.
  10. Prosesnya akan membantu siswa memahami nilai-nilai universal seperti rasa hormat, tanggung jawab, dan sebuah integritas.

Kesimpulannya, proses restitusi merupakan kerangka kerja disiplin positif efektif, yang sebenarnya lebih dari sekadar menanggapi sebuah kesalahan. Pendekatan tersebut pun tidak hanya memberdayakan siswa untuk merefleksikan nilai-nilai dalam diri, tetapi sekaligus membentuk karakter sebagai individu mandiri dan lebih bertanggung jawab.

FAQ

1. Apa arti segitiga restitusi?

Model disiplin positif berbasis dialog yang membantu peserta didik memperbaiki kesalahan secara sadar.

2. Apa tujuan utama segitiga restitusi?

Membangun tanggung jawab, motivasi internal, serta karakter kuat melalui proses refleksi.

3. Berapa tahap dalam segitiga restitusi?

Tiga tahap: menstabilkan identitas, memvalidasi tindakan salah, serta menanyakan keyakinan.

4. Mengapa pendekatan ini efektif dalam pendidikan?

Karena fokusnya pada pembelajaran, empati, solusi jangka panjang, bukan sekadar hukuman.

5. Manfaat utama segitiga restitusi apa saja?

Penguatan karakter, peningkatan disiplin positif, pengendalian diri, serta hubungan lebih sehat antara pendidik dan peserta didik.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |