Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Riau sudah lama dikenal sebagai daerah yang sarat akan budaya Melayu yang masih kental di tengah masyarakat. Tak cuma dari pakaian adat atau makanan khas, salah satu warisan yang paling menarik perhatian adalah rumah adat Riau sebagai salah satu rumah adat Indonesia, yang bangunannya tak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal tapi juga jadi lambang kehidupan, keyakinan, dan kebijaksanaan dari orang Melayu Riau. Rumah adat Riau punya banyak jenis, dan setiap jenis punya ciri khas sendiri, dari bentuk atap sampai hiasan ukirannya, dan semua itu tidak dibuat sembarangan. Ada makna di balik setiap detailnya, yang menggambarkan cara pandang masyarakat terhadap alam, sesama manusia, dan Tuhan.
Meski zaman sudah berubah dan banyak rumah masyarakat kini telah berganti oleh desain-desain yang lebih modern, jejak dan pondasi rumah adat tidak hilang sepenuhnya. Rumah adat Riau tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi, baik dalam arsitektur maupun dalam nilai-nilai hidup yang dijaga sampai sekarang.
1. Balai Selaso Jatuh Kembar
Yang paling sering disebut-sebut orang soal rumah adat Riau adalah Balai Selaso Jatuh Kembar. Rumah ini bisa dibilang simbol Riau, karena paling terkenal dan sering dijadikan ikon daerah. Tapi anehnya, rumah ini bukan rumah tempat tinggal. Ia sebenarnya balai, tempat orang-orang berkumpul, musyawarah, atau melaksanakan upacara adat. Jadi fungsinya lebih untuk sosial dan adat, bukan pribadi.
Namanya “Selaso Jatuh Kembar,” maksudnya ada dua selasar di kanan dan kiri yang posisinya lebih rendah dari ruang tengah. Itu bukan cuma desain aneh-aneh saja, tapi ada makna di baliknya: simbol rendah hati dan kesetaraan dalam berdiskusi. Kalau musyawarah diadakan di tempat itu, semua duduk di tempat yang sama rendah, supaya tak ada yang lebih tinggi derajatnya.
Secara fisik, Balai Selaso Jatuh Kembar ini rumah panggung besar yang dibuat dari kayu. Ada tangga di depan, tiangnya banyak, dan kuat-kuat. Dindingnya dihiasi ukiran tumbuhan dan hewan, yang katanya melambangkan keharmonisan manusia dengan alam. Ujung atapnya ada selembayung, semacam hiasan mirip tanduk kerbau, yang konon jadi simbol penghormatan kepada Tuhan. Di dalamnya, kadang disimpan alat-alat adat juga seperti pakaian tradisional dan alat musik. Jadi bisa dibilang rumah ini pusat kebudayaan yang hidup, bukan sekadar bangunan.
2. Rumah Melayu Atap Lontik
Rumah adat Riau yang satu ini punya bentuk yang unik dengan atapnya melengkung ke atas seperti perahu. Maka dari itu disebut juga Rumah Lancang atau Rumah Pencalang. Nama itu datang dari kapal dagang tradisional orang Melayu. Arsitekturnya jelas menggambarkan kehidupan orang Riau yang dekat sekali dengan air, sungai, dan laut.
Bentuknya panggung, terbuat dari kayu, dan biasanya tangga rumah ini dibuat ganjil jumlahnya, bisa tiga, lima, tujuh, atau sembilan anak tangga. Orang dulu percaya angka ganjil itu membawa keseimbangan dan rezeki. Rumahnya juga biasanya menghadap ke arah sungai, karena zaman dulu sungai itu ibarat jalan raya, tempat lewat perahu, berdagang, dan berinteraksi.
Kalau dilihat dari sisi filosofi, rumah ini bicara soal bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan alam. Rumah panggung menjaga penghuni dari banjir, dari ular, ataupun binatang liar. Jadi bukan hanya estetika, tapi juga soal bertahan hidup.
3. Rumah Melayu Lipat Kajang
Selanjutnya ada Rumah Melayu Lipat Kajang, rumah yang bentuknya juga mirip perahu tapi atapnya agak curam dan terlipat. Lipatan itu disebut “lipat kajang.” Bentuk atapnya bukan untuk membedakan saja, tapi agar air hujan mudah turun dan rumah tidak bocor. Di Riau, yang curah hujannya tinggi dan udaranya lembap, desain seperti ini memang sangat masuk akal.
Tapi orang Melayu tidak berhenti di situ saja. Mereka memberi makna pada bentuk rumah. Perahu dianggap simbol perjalanan hidup manusia, sementara atap yang terlipat menandakan disiplin dan keteraturan. Jadi ada makna spiritual di dalam desain yang kelihatannya sederhana.
Sekarang rumah adat Riau seperti ini sudah jarang kelihatan. Banyak yang sudah tergantikan oleh rumah beton modern. Walau tinggal sedikit, bentuknya masih dianggap lambang kesederhanaan khas Melayu pedesaan.
4. Rumah Melayu Atap Limas Potong
Jenis rumah adat Riau yang ini cukup umum, karena banyak dipakai masyarakat. Namanya Rumah Melayu Atap Limas Potong. Dari namanya saja bisa ditebak, atapnya berbentuk limas tapi bagian ujung atasnya seolah “dipotong.” Rumahnya berkonsep panggung juga, biasanya sekitar satu setengah meter di atas tanah.
Rumah ini seluruhnya dari kayu, mulai dari tiang, lantai, sampai dindingnya. Di dalamnya ada beberapa ruang: serambi depan, ruang tamu, ruang tengah, dapur, dan kadang ruang keluarga di tengah.
Menariknya, ukuran dan hiasan rumah ini sering kali jadi tanda status sosial pemiliknya. Semakin besar rumah, semakin terpandang keluarganya. Tapi bentuk atap yang terpotong itu justru bermakna kesederhanaan, seperti pesan agar orang tetap rendah hati meski punya kedudukan tinggi. Banyak gedung pemerintahan di Riau memakai model atap ini.
5. Rumah Singgah Sultan Siak
Rumah Singgah Sultan Siak dibangun sekitar tahun 1895 oleh Sultan Syarif Kasim II, penguasa Kesultanan Siak Sri Indrapura. Fungsinya bukan rumah tinggal tetap, tapi tempat singgah Sultan dan rombongan kerajaan saat berkunjung ke wilayah Senapelan, yang sekarang dikenal sebagai Pekanbaru.
Warnanya dominan krem, emas, dan biru. Hiasannya khas Melayu, tapi kalau diperhatikan juga ada sentuhan Eropa. Diperkirakan desain ini karena pengaruh kolonial di masa itu. Atapnya tetap pakai selembayung khas Melayu, tapi ada juga elemen klasik seperti bentuk jendela besar dan ornamen Eropa.
Rumah ini sekarang sudah dijadikan cagar budaya. Banyak wisatawan datang ke sini untuk melihat langsung bagaimana perpaduan budaya Melayu dan kolonial itu bisa hidup berdampingan. Bangunan ini jadi saksi masa kejayaan politik dan ekonomi Riau zaman dulu.
6. Balai Salaso Jatuh
Jika tadi kita membahas jenis rumah adat Riau yang kembar, rumah ini memiliki model yang lebih sederhana. Perbedaannya cukup simpel, model ini cuma punya satu selasar saja. Tapi fungsinya hampir sama, yaitu sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dan pusat kegiatan adat.
Bangunannya tetap berbentuk panggung tinggi, gunanya untuk melindungi dari air pasang. Selain itu, tinggi bangunan juga dianggap simbol “ketinggian martabat.” Artinya bukan sombong, tapi menunjukkan kehormatan dan kemuliaan dalam bermasyarakat.
Filosofi dari Balai Salaso Jatuh ini juga cukup dalam. Ruang tengah yang luas mencerminkan keterbukaan, lantai rendah melambangkan kerendahan hati, dan ukiran di dinding menggambarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Fungsi dan Nilai Rumah Adat Riau
Rumah adat Riau tidak cuma bangunan indah yang dibuat dari kayu, tapi juga punya arti lebih dalam. Ia seperti perwujudan cara hidup masyarakat Melayu yang menghargai keseimbangan dan kesucian hidup. Setiap tiang, ukiran, sampai arah rumah punya pesan moral tersendiri.
Berikut ini beberapa fungsi dan nilai yang sering disebut-sebut orang dari rumah adat Riau:
- Sebagai tempat tinggal dan pelindung dari alam. Rumah panggung di Riau membantu orang terhindar dari banjir dan binatang buas. Ventilasinya besar, atapnya tinggi, jadi udaranya sejuk. Semua bahan dari kayu lokal, menandakan masyarakatnya paham cara hidup selaras dengan lingkungan.
- Sebagai tempat musyawarah dan kegiatan sosial. Balai Selaso Jatuh Kembar, misalnya, jadi tempat orang berkumpul untuk rapat adat, menyelesaikan masalah, dan menjalin kebersamaan. Rumah bukan hanya milik pribadi, tapi juga ruang sosial.
- Sebagai pusat upacara adat. Di rumah seperti ini sering diadakan pernikahan adat, penobatan, sampai kegiatan keagamaan. Tata ruangnya disesuaikan supaya sakral tapi tetap terbuka untuk masyarakat.
- Sebagai simbol status sosial. Di masa lalu, rumah besar dengan ukiran rumit menunjukkan kedudukan tinggi pemiliknya. Sementara yang kecil dan sederhana milik rakyat biasa. Tapi semuanya tetap punya nilai sama di mata adat: menjaga kehormatan keluarga.
- Sebagai warisan budaya dan identitas. Rumah adat jadi tanda siapa orang Melayu itu. Bentuk atapnya, ukirannya, semua jadi simbol khas yang tidak bisa dilepaskan dari identitas Riau.
- Sebagai karya seni dan nilai estetika. Ukiran-ukiran seperti pucuk rebung dan ombak beralu bukan cuma hiasan, tapi pesan moral yang disampaikan lewat seni.
- Sebagai lambang hubungan manusia dengan alam dan Tuhan. Rumah yang menghadap sungai menggambarkan hidup yang terus mengalir, sementara atap yang menjulang menandakan pengakuan kepada Tuhan.
- Sebagai inspirasi arsitektur modern dan pariwisata. Banyak bangunan baru yang meniru gaya rumah adat ini, dan replika-replikanya dijadikan tempat wisata edukatif.
- Sebagai simbol nilai moral masyarakat Melayu. Setiap bagian rumah punya arti: atap tinggi berarti cita-cita tinggi, lantai rendah berarti rendah hati, dan tiang kokoh berarti iman yang kuat.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa rumah adat yang paling terkenal di Riau?
Rumah adat paling terkenal adalah Balai Selaso Jatuh Kembar, yang digunakan untuk musyawarah dan upacara adat.
2. Mengapa rumah adat Riau berbentuk panggung?
Karena struktur panggung membantu melindungi dari banjir, menjaga sirkulasi udara, dan mencegah gangguan hewan liar.
3. Apa makna dari selembayung di atap rumah adat Riau?
Selembayung melambangkan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semangat menjaga keseimbangan hidup.
4. Apakah rumah adat Riau masih digunakan sekarang?
Beberapa masih digunakan untuk kegiatan adat dan wisata budaya, sedangkan bentuknya banyak diadaptasi dalam bangunan modern.
5. Apa nilai utama yang tercermin dari rumah adat Riau?
Nilai utama yang terkandung adalah kerendahan hati, kebersamaan, religiusitas, dan keharmonisan dengan alam.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438657/original/017994600_1765335369-Pakaian_Adat_Sumatera_Selatan.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438805/original/066165900_1765339912-Tabel_nilai_sudut_istimewa_trigonometri__Wikimedia_Commons_.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438585/original/017539900_1765330585-Asia__Wikimedia_Commons_.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438986/original/057195100_1765345377-Guru_berbincang_dengan_siswa_di_kelas__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439745/original/038807400_1765371983-Wanita_Memakai_Gamis_dengan_Blazer.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4601226/original/008872100_1696579658-Sulah_Nyanda.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439662/original/097064800_1765364925-hl2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439656/original/022885000_1765364866-abaya_untuk_tubuh_mungil_agar_terlihat_proporsional_5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439025/original/038117600_1765346800-Suku_Dayak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439485/original/032469300_1765358883-Berenang_Bersama_Hiu.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439422/original/015061400_1765357176-model_gelang.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3214541/original/049767500_1597973067-46._Srund__ng_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439381/original/042400000_1765356722-tunik_batik_5a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439471/original/026157500_1765358726-unnamed__47_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400985/original/049621500_1762153815-Dapur_Kompak_dengan_Taman_Vertikal.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394675/original/094322500_1761638016-halaman_belakang_rumah_kecil_dengan_kebun_buah_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439143/original/054355000_1765351573-unnamed_-_2025-12-10T141053.721.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396401/original/003535800_1761733586-hl_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439328/original/043691300_1765354846-desain_dapur_modern.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439395/original/044934700_1765356963-unnamed__46_.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363574/original/067634200_1758951074-Gemini_Generated_Image_d15sird15sird15s.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317655/original/048753600_1755399607-Screenshot_2025-08-17_095559.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347356/original/093309300_1757667913-Gemini_Generated_Image_k68zk1k68zk1k68z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344811/original/023366400_1757493743-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347777/original/072783500_1757736538-hl_39393.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345053/original/058577600_1757501490-01325d16-633b-4633-90e6-950efdbca489.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5324162/original/055401400_1755843647-20250822-Lisa_M-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3936591/original/031031300_1645054040-james-wheeler-HJhGcU_IbsQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370599/original/040845800_1759561568-Gamis_Simple_tapi_elegan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3955423/original/001688200_1646706636-hands-waving-flags-indonesia.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363765/original/004808300_1758963234-Gemini_Generated_Image_uopfavuopfavuopf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367398/original/025212100_1759305132-warung_sembako_hemat_modal_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344370/original/041842400_1757484704-ChatGPT_Image_Sep_10__2025__12_58_44_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364103/original/064641000_1759040675-Gemini_Generated_Image_29nq7729nq7729nq.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/824391/original/082843900_1425877386-09032015-waduksermo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344958/original/029872800_1757497950-hl1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5320725/original/097582500_1755607274-gal1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364053/original/005894200_1759037147-MixCollage-28-Sep-2025-12-02-PM-3646.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364186/original/001233300_1759045126-Gemini_Generated_Image_f3ya1kf3ya1kf3ya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321786/original/012898600_1755680485-pexels-kelly-2869017.jpg)