Cegah Pencemaran Mikroplastik, TPA Open Dumping di Jabodetabek Diminta Tutup Tumpukan Sampah

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendorong Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, khususnya yang berada di wilayah Jabodetabek dan masih menggunakan sistem open dumping, untuk segera melakukan penutupan tumpukan sampah (capping), atau beralih ke sistem yang lebih ramah lingkungan seperti lahan urug terkendali (controlled landfill) atau lahan urug saniter (sanitary landfill). (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Arahan ini bertujuan untuk mencegah pencemaran lingkungan dan penyebaran mikroplastik. (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa jumlah sampah plastik menempati posisi kedua sebesar 19,52 persen dari total timbulan sampah nasional 34,9 juta ton yang dilaporkan pada 2024. (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Penutupan tumpukan sampah atau capping dilakukan sambil menunggu proses penyelesaian TPA open dumping yang banyak ditemukan di berbagai wilayah. (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Capping bertujuan menghindari air hujan masuk ke sampah tercampur, sehingga menghasilkan lindi yang mencemari lingkungan. (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Selain itu, capping juga mencegah sampah berhamburan akibat tertiup angin, serta mengontrol pelepasan gas metana dari tumpukan sampah. (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Untuk diketahui, mikroplastik timbul dari proses degradasi tidak sempurna dari sampah plastik. Mikroplastik dapat tersebar melalui berbagai media mulai dari air sampai dengan udara. (merdeka.com/Arie Basuki)

1/8

Warga yang berprofesi sebagai pemulung mengumpulkan sampah plastik dengan latar belakang Gunung Gede-Pangrango di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, Kamis (6/11/2025). Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova baru-baru ini mengatakan bahwa kandungan mikroplastik sudah ditemukan di dalam air hujan di wilayah Jakarta. (merdeka.com/Arie Basuki)